Ngelawang merupakan
salah satu tradisi ritual tolak bala bagi umat Hindu di Bali. Ngelawang ini
dilakukan setiap 6 bulan sekali di antara Hari Raya Galungan, Kuningan, dan
manis Kuningan. Tradisi ngelawang ini diadakan untuk mengusir roh-roh jahat
yang ada di pekarangan rumah masing-masing, selain itu tradisi ini juga berguna sebagai penolak bala
atau wabah penyakit. Kata Ngelawang berasal dari kata lawang yang artinya
pintu, yang berarti pementasan dilakukan dari rumah ke rumah maupun dari desa
ke desa, pasar, bahkan di tengah-tengah jalan, Tradisi Ngelawang digelar dengan
menggunakan barong bangkung atau barong bangkal yaitu barong berupa sosok babi
(bangkal) diiringi dengan gamelan bebarongan ataupun gamelan betel, selain
menggunakan barong juga menggunakan topeng jauk dan celuluk. Tradisi ngelawang
ini dilakukan oleh umat Hindu di setiap daerah tertentu yang ada di Bali khususnya
di Kabupaten Tabanan, contohnya di desa Pejaten, kecamatan Kediri. Setiap hari raya Galungan, Kuningan, dan manis
Galungan, tradisi ini sangat rutin dilaksanakan oleh warga desa di Desa
Pejaten. Proses pelaksanaan dari tradisi ini dipimpin oleh Pemangku di Pura
Puseh dan Dalem di desa tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar